Bagaimana Variasi Teknologi LiDAR Memberikan Hasil yang Berbeda?
Dalam bidang sistem pemetaan dan pemantauan lingkungan, teknologi LiDAR sudah menjadi bagian yang tak terpisahkan. Teknologi ini memungkinkan pengumpulan data yang akurat dan detail dalam waktu yang relatif singkat.
LiDAR (Light Distance And Ranging) adalah suatu teknologi yang menggunakan sensor aktif untuk melakukan penginderaan jarak jauh dan menentukan jarak dengan mengirimkan sinar laser melalui pesawat atau wahana. Pengukuran jarak dilakukan dengan menghitung waktu antara saat sinar laser ditembakkan dari sensor hingga kembali diterima oleh sensor.
Data yang dikumpulkan kemudian digunakan untuk menciptakan model 3D yang sangat detail dari area yang dipindai. Namun, ada beberapa variasi dalam teknologi LiDAR yang perlu dipertimbangkan.
Pada diskusi kali ini kita akan membahas perbedaan LiDAR Drone dan LiDAR Slam. Tim OSI telah melakukan perbandingan pada kedua jenis LiDAR tersebut dengan produk DJI Matrice 300 dengan DJI Zenmuse L1 vs Stonex SLAM X120GO.
Mari kita ulas kembali masing-masing kegunaan jenis Lidar Drone dan Lidar Slam. LiDAR Drone diandalkan pada pengumpulan data LiDAR dari udara, yang sangat bermanfaat dalam pemetaan area yang luas dan sulit dijangkau secara manual. LiDAR drone sering digunakan dalam survei pemetaan lahan, pemantauan hutan, atau pemodelan bangunan.
LiDAR SLAM (Simultaneous Localization and Mapping) digunakan untuk pemetaan dan pemosisian simultan di area indoor atau dalam fokus bidang tertentu. Ini melibatkan penggunaan sensor LiDAR dan algoritma SLAM untuk menghasilkan peta lingkungan yang akurat dan melacak posisi perangkat dalam waktu nyata.
Untuk mengevaluasi akurasi LiDAR Drone dan LiDAR SLAM, dilakukan studi perbandingan di salah satu wilayah yang dikenal dengan medan yang beragam dan struktur yang kompleks, menjadikannya sebagai tempat uji yang ideal.
POINT CLOUD:
Dari uji akurasi, kita mendapat kesimpulan bahwa titik bantu yang diikatkan ke CORS BIG dengan pengamatan statik selama 54 menit menghasilkan fase terikat dan kualitas sebesar 4.7 cm. Dalam perbandingan dengan ICP dari data GNSS Geodetik, LiDAR SLAM menghasilkan akurasi posisi dengan RMSE sebesar 2.5 cm, sedangkan LiDAR Drone menghasilkan RMSE sebesar 3.3 cm. Hasil perhitungan otomatis dari point cloud LiDAR SLAM menunjukkan diameter pohon sebesar 13 cm, yang mendekati hasil perbandingan manual menggunakan meteran sebesar 13.76 cm. Hasil pengolahan data point cloud juga menunjukkan jumlah poin yang dihasilkan, di mana LiDAR Drone menghasilkan sebanyak 70.816.265 point, sedangkan LiDAR SLAM menghasilkan sebanyak 26.200.604 point.
Pada uji coba ini, memberikan wawasan penting dalam memahami perbedaan penggunaan LiDAR Drone dan LiDAR SLAM serta hasil akurasi keduanya. Dengan terus berkembangnya teknologi LiDAR, diharapkan dapat memberikan solusi yang lebih canggih dan presisi dalam pemetaan, analisis spasial, serta aplikasi lainnya di berbagai bidang.
Uji coba ini dilakukan oleh tim OSI untuk memberikan sudut pandang yang mungkin dibutuhkan oleh sahabat OSI dalam teknologi yang kami sediakan. Temukan solusi presisi pemetaan dan analisis spasial dengan produk Oseanland yang sudah berpengalaman dalam menggunakan teknologi LiDAR. Baik Drone LiDAR hingga pemindai LiDAR SLAM, Oseanland siap membantu anda.